Pernah nggak Anda merasakan setelah mimpi indah masih ingin mengulang
dan melihatnya kembali, nah selama ini kita seringkali lupa secara detil
persisnya jalan cerita mimpi yang baru saja dialami setelah bangun
tidur. Mimpi susah sekali diterangkan bahkan orang seringkali tidak
hafal jalan ceritanya. Kebanyakan yang diingat hanya potongan-potongan
mimpi saja. Tapi tak lama lagi mimpi bisa direkam. Bagaimana caranya?
Ilmuwan kini tengah membuat alat perekam mimpi dan menginterpretasikan
mimpi tersebut hingga tak lagi jadi misterius.
Setiap mimpi
adalah campuran dari naluri biologis, asumsi budaya dan pengalaman
pribadi. Mimpi telah menjadi sesuatu yang membingungkan bagi umat
manusia sejak awal peradaban hingga saat ini. Otak paling berperan dalam
mimpi yang terjadi mulai dari mimpi yang rumit hingga sederhana. Untuk
merekam mimpi itu, ilmuwan menurut laporan pada jurnal Nature akan fokus
pada visualisasi elektronik aktivitas otak.
â??Kami ingin membaca
mimpi orang,â?? ungkap ilmuwan dari California Institute of Technology
di Pasadena, Dr Moran Cerf seperti dilansir dari BBC News, Jumat
(29/10/2010). Dr Cerf menjelaskan bahwa alat ini bukan diciptakan untuk
mencampuri urusan orang lain, tetapi untuk memperluas pemahaman manusia
tentang bagaimana dan mengapa orang bermimpi.
Selama berabad-abad,
orang telah terpesona oleh mimpi dan bahkan ada yang menganggap mimpi
sangat bermakna. Di Mesir kuno misalnya, mimpi dianggap pesan dari para
dewa. Baru-baru ini, analisis mimpi telah digunakan oleh psikolog
sebagai alat untuk memahami pikiran bawah sadar. Tetapi satu-satunya
cara untuk menafsirkan mimpi tersebut adalah dengan meminta orang
tersebut bangun dari tidurnya dan menceritakan apa mimpinya.
Dr Cerf
bahkan berani membuat klaim berdasarkan studi awal. Ia menunjukkan bahwa
aktivitas sel-sel otak individu atau neuron, berhubungan dengan objek
atau konsep tertentu. Dalam studi Nature, para peneliti hanya akan dapat
mengidentifikasi gambar atau konsep yang tersimpan di database. Mereka
memperoleh hasil dengan mempelajari pasien yang diimplan (ditanam)
elektroda untuk memonitor dan memperlakukan kejang otak.
Sedangkan
untuk menerjemahkan mimpi tersebut, telah ada upaya untuk menciptakan
mesin interface sebelum mimpi diterjemahkan oleh instruksi yang
dikendalikan oleh komputer atau mesin.
Nurhuda Maliki
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar